Kendari – Harga Beras di Pasar Basah Mandonga Kendari Sulawesi Tenggara Turun, Rp13 Ribu per Liter. Harga beras di Pasar Basah Mandonga, Kota Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra) mengalami penurunan.
Seorang pedagang, Andi mengatakan, turunnya harga beras sudah berlangsung hampir satu bulan. Saat ini, beras kepala biasa dibanderol Rp13 ribu per liter dari sebelumnya Rp14 ribu hingga Rp15 ribu. Sementara beras karungan, kini turun sebesar Rp5 ribu menjadi Rp80 ribu per 5 kilogram beras. Menurutnya, hal itu dikarenakan stok beras melimpah di kalangan pedagang baik di pasar maupun toko kelontong.
Belum lagi adanya gerakan pasar murah yang juga menyediakan beras serta bahan pokok lainnya. “Stok beras lagi banyak, jadi turun juga harga,” kata Andi saat ditemui TribunnewsSultra.com, Selasa (4/11/2025). Begitu pula Beras SPHP (Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan), jumlahnya terpantau melimpah. Hampir di seluruh lapak pedagang pasar tersedia beras dari Bulog alias Badan Urusan Logistik. “Sekarang beras SPHP banyak, di mana-mana ada, tapi pembelinya lagi yang kurang,” ujar Andi.
Meski demikian, pelanggannya dari luar daerah seperti Kabupaten Konawe Selatan (Konsel) beberapa kali membeli beras dari dia. Berbeda dengan beras kepala, beras merah justru naik kini dibanderol Rp20 ribu per liter dari sebelumnya Rp18 ribu per liter. Lalu beras ketan seharga Rp15 ribu per liter, sedang beras ketan impor Rp18 ribu per liter.
Baca Juga : Pembahasan Upah Minimum Kota Kendari 2026 Belum Dilaksanakan, Tunggu Surat Edaran Menaker

Andi bilang, beras ketan tersebut biasanya dibeli oleh penjual terang bulan. Kacang tanah Rp20 ribu hingga Rp22 ribu per liter, dan kacang hijau dibanderol Rp22 ribu ler liter. Adapun telur ayam ras Rp55 ribu sampai dengan 58 ribu per rak serta ayam potong mulai Rp50 ribu hingga Rp65 ribu per ekor.
Harga beras di sejumlah wilayah Sulawesi Tengah menunjukkan tren penurunan dalam sebulan terakhir. Pimpinan Wilayah Bulog Sulteng, Jusri, menjelaskan harga beras premium yang sebelumnya dijual Rp15.500 kini turun menjadi sekitar Rp14.900 per kilogram. Bahkan, di beberapa daerah harga beras medium berada di kisaran Rp13 ribu hingga Rp13.500
.Menurutnya, penurunan harga dipengaruhi oleh penyaluran beras program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) serta mulai masuknya hasil panen petani. “Strategi kami adalah membuat pasar jenuh dengan beras Bulog. Artinya, di setiap sudut pasar akan ada penjualan sehingga masyarakat tidak kesulitan membeli beras,” tambahnya. Bulog juga bekerja sama dengan toko-toko ritel dan pedagang pasar agar beras Bulog bisa lebih dekat dengan konsumen. Dengan cara itu, masyarakat di wilayah perkotaan maupun pelosok tetap dapat membeli beras dengan harga yang lebih terjangkau.





